Mengasa Kompetensi Kepribadian (Guru)

Pengalaman menghadapi berbagai karakteristik siswa serta rekan guru lainnya juga membuat saya banyak belajar. Mungkin ini yang dinamakan pengembangan kepribadian seorang guru. Awal saya terjun sebagai guru, seperti yang saya paparkan dalam tulisan saya pertama kali, saya sering emosi jika ada siswa yang tidak patuh dengan apa yang saya perintahkan. Siswa harus tenang ketika guru menjelaskan. Omongan rekan yang kurang enak selalu saya ambil hati, serta sikap-sikap saya yang saya sendiri suka tertawa jika mengingatnya.

Dari hal-hal tersebut diatas, juga dengan mempelajari berbagai model pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, teknik pembelajaran, saya pun mulai belajar memahami. Apakah sikap peserta didik saya yang ramai dikelas, kurang memperhatikan, serta sikap lain yang menurut saya kurang, mungkin disebabkan karena saya yang salah dalam menerapkan strategi pembelajaran serta hal-hal lain yang terkait tentang pembelajaran. Hingga dari waktu ke waktu saya mulai berbenah.

Saya mencoba lebih memahami kebutuhan peserta didik. Tentang ketertarikan mereka serta mencoba lebih luwes ketika dikelas misalnya dengan melakukan permainan sedrahan, tebak kata, tebak hasil. Saya memberikan reward kecil, misalnya penghapus bagi yang bisa menjawab perkalian tertentu, saya berikan pensil bagi yang menjawab pertanyaan tertentu, serta hal-hal kecil namun membuat siswa senang.

Disatu waktu, saya dan para siswa juga saling mnednegar pendapat dan keluh kesah serta saran dari mereka, apa yang kurang dari cara saya mengajar, apa yang kurang mereka sukai dari cara mengajar, dan sebaginya tentang uneg-uneg yang ada. Saya juga mengadakan perjanjian kelas, misalnya memberikan waktu istirahat 5 menit dikelas setelah dua jam pembelajaran, pengurangan poin bagi siswa yang jail ketika pembelajaran, serta kesepakatan-kesepakatan lain yang telah kami diskusikan di kelas.

Ternyata, perubahan sikap yang saya lakukan memberikan dampak besar bagi mereka. Anak-naka lebih terbuka, lebih berani mengajukan pertanyaan, mengkritik jika saya salah. Kedekatan-kedekatan seperti ini yang membuat siswa nyaman dengan guru.

Selain itu, saya mencoba memahami jika ada omongan rekan kerja yang menurut saya kurang enak. Saya mencoba introspeksi diri, apakh mungkin hal tersebut karena sikap saya yang salah. Saya pun tidak serta merta menelan informasi kurang baik tentang saya yang disampaikan teman-teman. Jika memang karena keslahan saya, maka saya akan memperbaiki kekurangan saya dan minta maaf. Namun apabila itu hanya praduga, saya akan klarifikasi dengan yang membicarakan secara baik-baik.

Suami saya selalu mengingatkan saya jika disetiap tempat kerja selalu ada gesekan-gesekan, itu wajar, ihlaskan saja, jika kita tidak melakukan apa yang diucapkan, jika saya tidak mendapat hak yang seharusnya saya dapat, insyaallah jika ihlas dan legowo, Allah akan mengganti dengan kebaikan-kebaikan lainnya. Ya, hal tersebut yang selalu saya pegang.

ditulis oleh : atik puspita
Gresik, 14 Februari 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Final Note

  Alhamdulillah, sekian kisah dari perjalanan hidup saya menggeluti dunia pendidikan dengan segala asam manisnya tertuang dalam catatan Tant...