Pembiasaan Untuk Menumbuhkan Karakter ( Di Madrasah ~ 3)

Tidak hanya menekankan pada karakter religius, madrasah juga melakukan pembiasaan untuk menumbuhkan karakter nasionalis. Diantaranya dengan pembacaan Pancasila secara rutin di awal masuk kelas. Kita memang mengetahui untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila tidak cukup dengan dihafalkan. Namun bermula dari hafal, diharapkan siswa dapat memahami kemudian menyesuaikan dengan apa yang dilakukan sehari-hari. Tentu saja peran guru di kelas akan sangat diperlukan untuk mengaitkan perbuatan-perbuatan yang sesuai dan tidak sesuai dengan Pancasila.

Bentuk pembiasaan lain untuk menumbuhkan karakter nasionalis juga dilakukan dengan diadakannya upacara rutin setiap hari senin. Petugas upacara dilaksanakan oleh para siswa, sehingga diharapkan mereka dapat menghayati akan kedisiplinan dalam tugas, menjalankannya dengan tanggung jawab. Dari kegiatan ini, karakter lain yang tercantum dalam kurikulum 2013 pun sudah tercakup ( integritas, mandiri, dan gotong royong).

Sebagai contoh, siswa yang ditunjuk sebagai pemimpin upacara dan mau, artinya siswa tersebut sudah memiliki rasa tanggung jawab. Dengan melaksanakan tugas yang ditunjuk kepadanya, maka siswa tersebut sudah dapat dipercaya dalam ucapan dan tindakan, wujud dari sebuah integritas. Komunikasi yang terjalin antar siswa yang ditunjuk sebagai petugas upacara, antar siswa dengan guru, saling mengoreksi jika ada yang kurang tepat merupakan pencerminan dari sikap gotong royong.

Madrasah menerapkan pembiasaan sebagai metode pembentukan karakter secara optimal. Karena dengan pembiasaan diharapkan pembentukan sikap dan perilaku akan relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang, baik dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri.

Saat ini, madrasah tempat saya mengajar dulu masih konsisten menerapkan pembiasaan tersebut. Saya memang sudah tidak bergabung dengan madrasah sekarang. Tetapi saya mendukung penuh segala kegiatan positif untuk kemajuan madrasah tersebut. Bagaimanapun juga, tempat itu yang mengenalkan saya pertama kali dengan dunia keguruan. Madrasah itu juga yang telah memberikan bekal ilmu saat saya masih anak-anak.

Untuk saat ini mengapa saya sudah tidak bergabung dengan madrasah, akan saya tuliskan di sesi berikutnya.

So.. stay tune on my blog !

 

ditulis oleh : atik puspita
Gresik, 18 Februari 2021

Pembiasaan Untuk Menumbuhkan Karakter ( Di Madrasah ~ 2)

Pembiasaan diawal pelajaran di madrasah tempat dulu saya mengajar sudah saya paparkan dalam tulisan sebelum ini. Tidak hanya itu, pembiasaan untuk menumbuhkan karakter terutama karakter religius pun dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar selesai.

Pukul 12.10 WIB, kegiatan belajar di kelas sudah selesai. Waktu sholat duhur pun sudah terlewat beberapa menit. Madrasah kami terletak satu komplek dengan masjid. Semua siswa sudah keluar kelas untuk mengambil air wudlu guna menunaikan sholat duhur berjamaah.

Sholat duhur yang dilaksanakan para siswa dan guru, memang tidak bersamaan dengan warga yang juga menggunakan masjid tersebut. Agar pelaksanaan kegiatan sholat siswa bisa kondusif.

Setelah melaksanakan sholat duhur, kegiatan pembiasaan terakhir yang dilaksanakan di madrasah adalah mengaji bersama sesuai kelas masing-masing yang dipandu oleh guru kelas. Pelaksanaan mengaji juga dilakukan di masjid.

Mengaji kali ini bukan membaca surat pendek seperti yang telah dilaksanakan di pembiasaan pagi hari. Namun para siswa sudah dibelajari membaca Al Quran. Mengambil satu surat tertentu selain juz 30. Guru membimbing dengan membacakan terlebih dahulu ayat yang akan dipelajari. Dijelaskan juga mengenai tajwidnya. Untuk kelas 5 dan 6, juga dibahas mengenai makna dari ayat tersebut. Kemudian siswa menirukan bacaan secara bersama-sama. Kemudian dilanjutkan membaca satu per satu.

Kegiatan sholat duhur berjamaah dan mengaji ini dilakukan untuk kelas 3, 4, 5, dan 6. Karena kelas 1 dan 2 menyelesaikan kegiatan di kelas hingga pukul 11.00 WIB.

Madrasah memiliki visi yang didalamnya memuat untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa. Visi tersebut didukung dengan misi-misi yang sejalan, diantara misi untuk mewujudkan visi tersebut adalah melakukan pembiasaan-pembiasaan untuk menanamkan karakter religious kepada para siswa.

Banyaknya kegiatan pembiasaan yang dilakukan di madrasah kami, secara tidak langsung juga memberikan nilai positif di mata masyarakat. Animo masyarakat untuk memasukkan anak-anak mereka bersekolah di madrasah pun meningkat. Madrasah harus bisa bersaing secara sehat dan secara kualitas. Karena di desa saya, terdapat 4 sekolah tingkat dasar. 2 madrasah, 1 sekolah dasar swasta, dan 1 sekolah dasar negeri. Meningkatkan kualitas walaupun dari salah satu sisi melalui pembiasaan, sudah dapat memberikan nilai tambah tersendiri bagi madrasah kami.

ditulis oleh : atik puspita
Gresik, 17 Februari 2021

 

The Final Note

  Alhamdulillah, sekian kisah dari perjalanan hidup saya menggeluti dunia pendidikan dengan segala asam manisnya tertuang dalam catatan Tant...