Untuk Keempat "Malaikatku"

Kisah awal saya mengenal dan masuk kedalam dunia pendidikan, bagaimana saya berusaha totalitas dengan kuliah kembali di bidang keguruan, hingga saya menikah, berhenti mengajar di beberapa sekolah, hingga manis pahit kehidupan di dunia mengajar sudah saya tuliskan.

Jika flashback pada tulisan saya diawal, salah satu keinginan orangtua saya adalah mengharap salah satu anaknya untuk dapat diterima sebagai pegawai negeri atau masuk militer. Keinginan tersebut sudah saya kubur dalam-dalam karena saya sudah merasa tidak bisa mewujudkannya. Sebagai gantinya, saya berusaha semaksimal mungkin membahagiakan orangtua saya, termasuk juga mertua.

Ketika awal saya menikah, kami masih satu rumah dengan orangtua saya. Kami bertujuh dalam satu petak rumah berukuran 5x20 meter. Adik-adik saya masih sekolah semua. Suami saya hanya pegawai swasta dengan gaji yang pada waktu itu belum memenuhi upah minimum regional. Sebagai anak sulung yang sudah menikah, saya merasa memiliki tanggung jawab terhadap ayah, ibu, dan adik-adik saya. Minimal saya dapat membantu biaya sekolah adik-adik saya. Membantu kebutuhan rumah tangga orangtua dan mertua saya walaupun tidak sepenuhnya. Hal-hal tersebut sudah saya bicarakan dengan suami, dan beliau mendukung dan setuju dengan apa yang saya utarakan.

Niat tersebut diatas benar-benar saya dan suami saya upayakan dengan maksimal. Walaupun di tengah bulan kami tidak memiliki uang dan kami harus berhutang kepada sahabat untuk sekedar untuk beli bensin menyambung perjalanan hingga awal bulan depan, asalkan kebutuhan keluarga saya terpenuhi.

Kebutuhan hidup keluarga kecil saya dan keluarga orangtua saya juga bertambah, seiring dengan anak-anak saya yang sudah bertambah dan pendidikan adik-adik saya yang semakin tinggi. Doa yang tidak terputus di setiap sholat serta berusaha mengiringi ucapan ini dengan dzikir ( walaupun belum istiqomah dan membaca bacaan seadanya dan seingatnya saja ), selalu berusaha membahagiakan orantua terus saya dan suami lakukaan secara maksimal. Alhamdulillah, dua tahun pernikahan saya, gaji suami mulai ada kenaikan, juga ditahun-tahun berikutnya, prestasi dan pencapaian suami saya di pekerjaannya semakin baik. Di tahun keempat pernikahan, saya terjaring sertifikasi guru.

Tetapi saya masih belum dimampukan untuk memiliki tempat tinggal sendiri. Saya masih satu rumah dengan orangtua saya hingga tahun kesembilan pernikahan. Suatu hari, sebelum tidur, saya dan suami mendengarkan ceramah dari K.H Anwar Zahid, beliau adalah salah satu kyai yang saya kagumi karena kesederhanannya. Dalam isi ceramahnya berbunyi “.. angkat derajat orangtuamu, maka Allah akan mengangkat derajatmu. Jadikan orangtuamu raja, maka Allah akan mencukupi segala kebutuhanmu di dunia…”. Dari sepenggal kalimat tersebut, saya dan suami merenung, bagaimana kita dapat membahagiakan orangtua kita ? dengan cara apa ? uang banyak kita tidak punya. Jika hanya berbuat baik, mungkin juga sudah tetapi tak jarang kami masih membuat mereka terluka.

Dan akhirnya … ~lanjut di catatan besok yaa~

 

 

ditulis oleh : atik puspita
Gresik, 19 Februari 2021

 

The Final Note

  Alhamdulillah, sekian kisah dari perjalanan hidup saya menggeluti dunia pendidikan dengan segala asam manisnya tertuang dalam catatan Tant...